riak sunyi dari sebutir debu disahara

ibu pertiwi
Thursday, September 09, 2004//

ibu pertiwi
apa yang bisa aku ucapkan kini,
pada dirimu yang begitu lara
terhempas dalam derita
berjuta kadas yang menggila

ibu pertiwi
jika hari ini
guncangan bom menggila lagi dijantung hatimu
dalam berjuta darah yang bergelimpang
dari jiwa-jiwa yang tak berdosa

ibu pertiwi
masih bisakah kulihat senyum manis dibibirmu
tidak hanya secuil keterpaksaan
tapi dalam tubuhmu
luka besar tetap menganga

--Rudi Suardi--
3:14 PM

berita mu
//

buat: boby lukman
beberapa minggu yang lalu aku dengar kabar dari angku,
"aku dan ia telah sepakat satukan hati dalam cinta abadi"
ah senang sekali aku mendengarnya.

seminggu yang lalu aku dengar kabar darimu, bahwa angku akan datang ke orang tuanya, berniat tuk silaturrahmi. Ah terharu aku mendengarnya.

Semalam angku cuba tlp aku, tapi aku tak angkat, maklum tertidur
tadi pagi aku cuba telpon angku, tapi sayang veronica
lalu aku cuba telpon lagi, dan angku ngomong" ia sudah dijodohkan, dan ia pun menerima penjodohanku" akh aku tak bisa ngomong apa-apa, sebab aku pun ikut sedih dan berharap kau tegar my brother.

--Rudi Suardi--
9:24 AM

tentang kita
//

kita sedang berjalanjalan disaat malam mendung
menyusuri kisi-kisi daun kering, sejenak
menapaki tiap ruas yang telah menguning
perlahan dan hatihati,kita harus menjaga ruasruas itu agar tidak patah

lalu kita akan siram warna agar daun itu menjadi hijau dan segar kembali
dan biarkanlah tetes hujan melunturkan warna, melumatkan daun itu
agar serpihannya menyuburkan kembali pohon yang hampir mati,
di depan kita.

kita sedang berjalan di butiran2 pasir yang gersang, disahara yang membentang dalam teriknya sang surya,
kita sedang letih, dalam perbekalan air yang tak seberapa
mari kita terus melangkah walau kaki gemetar menahan lelah.
dan menuju pamatang hijau, didepan mata kita yang semula kita kira fatamorgana.

kita sedang berada ditepian pantai, ombak terlalu ganas jika kita berlayar, tapi kita harus berlayar sebab kita tak mungkin menunggu badai yang tidak mungkin reda walau dalam hitungan berpuluh musim,

kita akan bersama dalam cinta yang tersaji di dalam hati kita. Walau realita terlalu besar untuk diremahkan.

dan mari kita mulai, kita isi hari-hari kita dengan sebuah doa singkat: Tuhan, bantu kami merangkai hari-hari bersama dengan penuh cinta dan iman agar kami bisa memetik bahagia penuh berkah

--Rudi Suardi--
9:14 AM

about love
//

cinta adalah napak2 hati yang menjiwa, ia adalah nafas hidup yang membentang, padanya terdapat setia dan percaya, ia adalah tanaman yang lembut tapi perkasa, selalu bisa mempertahankan diri, ia hadir penuh malu hingga tak bisa bicara untuk mewakili dirinya sendiri, ia adalah sebuah telaga harapan, dimana padanya sebuah hidup terasa penuh warna, tapi ia juga adalah tanaman rapuh, tanpa iman ia akan memudar hingga menguap tiada sisa.

--Rudi Suardi--
8:42 AM

Rudi Suardi
___________________

Seorang lelaki kecil yang mencoba menyibak bagian dunia dengan caranya sendiri, walau kadang warna yang ia punya tak seindah warna pagi atau sunset tepian pantai, dalam nafasnya yang kadang tersengal, ia mencoba mengukir asa di bilangan jakarta, manjadi debu digurun sahara, berharap dapat terbang bersama angin, tuk hinggap di mahkota sang raja, dan iapun berkilau karenanya.......

Likes
___________________

Saya membenci kemunafikan, bagiku kejujuran yang pahit jauh lebih baik daripada nyanyian merdu yang berisi puja dan puji namun dusta....

Sahabat
___________________

Bho-Bho
Vitrie
Bho-bo

Links
___________________

kantor gue

Buku Tamu
___________________

by wdcreezz.com

Jakarta Saat Ini
___________________

Goresan Lalu
___________________

September 1995
January 1996
June 1996
September 1997
May 1998
May 2001
November 2001
February 2002
March 2002
February 2003
March 2004
June 2004
July 2004
September 2004
November 2004
December 2004
September 2005
November 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
June 2006
July 2006