kenyataan
Friday, May 01, 1998//


Seorang wanita datang pada seorang Guru dan berkata;
" Bapa, Aku mendambakan pria yang tampan baik hati, pintar dan kaya"
Sang Guru pun menjawab:" Kalau begitu kamu harus mencari dua orang pria"
Lalu seorang pria datang ke sang Guru dan berkata:
"Bapa, bantu aku, aku menginginkan istri yang cantik, lembut, keibuan, setia, berwawasan luas, pintar sekaligus beriman:
Lalu sang Guru menjawab: " Kalau begitu kamu harus menikahi tiga orang wanita"
Dan sang Guru memberi petuah:" Manusia cenderung mencintai apa yang terlintas di alam khayalnya sehingga mereka lupa dunia penuh dengan ketidaksempurnaan"
"Anak-anakku, ingatlah bukan kesempurnaan yang mendatangkan cinta tapi cintalah yang mendatangkan kesempurnaan, jika kau mencinta janganlah kau mengharapa ia yang kau cinta juga akan melakukan hal yang sama telah kau lakukan, karena cinta telah cukup untuk dirinya sendiri. Ia datang pada jiwa-jiwa kita dengan sukarela. Datang karena kita pantas mendapatkannya bukan karena kita harus memiliki.
Lihatlah bagaimana matahari memberikan cinta abadinya pada bumi, memberikan kehidupan bagi setiap sisi-sisinya, tapi tiada pernah mendapat air dari bumi sebagai pelepas dahaganya. Karena seperti yang Ibu berikan pada kita, cinta yang tuluspun tidak mengharapkan balasannya!" Dan percayalah apa yang kita petik sekarang itulah yang kita tanam sebelumnya.
Percayalah cintakan menjagamu tapi kau tiada mampu menjaganya dengan kekuatan tanganmu, ia akan pergi meninggalkanmu begitu ia puas menonton kebahagiaanmu. Tahan cinta itu agar ia tiada pergi meninggalkan operamu, dengan membuat cerita yang terus bersemi dan memukau.
"Lalu bagaimana dengan belas asih yang dijadikan dialektika pada kehidupan kini yang mereka namakan pacaran, Bapa?" Sang lelaki bertanya.
Sang Gurupun menjawab:"Engkau melakukannya dengan memakai kata cinta kasih sebagai penghalalnya. Padahal engkau telah mendustai hakikatnya sendiri dengan muka-muka barumu. Engkau mengunjungi kekasihmu dengan segenap rindu dengan tutur kata yang kau rancang dan kerapian yang kau sempurnakan sehingga kau lupa bahwa kau telah melupakan dirimu yang biasa santai dengan kelusuhan dan tutur kata yang tiada basa-basi. Apakah dialektika itu dinamakan suatu drama pembohongan diri?
Mengenai diri ini, kita tidak tahu. Tak tahu kapan, dimana dan dengan siapa. Kalau seandainya kita diberi kemauan untuk memilih dan diberi kekuatan untuk mewujudkan pilihan itu. Tentu kau akan memilih yang kau cintai. Tapi jika kau tiada diberi ridho atas pilihan, karena tiada diberi kekuatan maka pasrahkan diri dengan satu pinta, agar diberikan yang terbaik pada jiwa. Dan kamu akan menjadi tua bersamanya.

(Buah perenungan Rudi suardi, di bumi kukusan permai awal mei 1998)


--Rudi Suardi--
1:35 PM


Rudi Suardi
___________________

Seorang lelaki kecil yang mencoba menyibak bagian dunia dengan caranya sendiri, walau kadang warna yang ia punya tak seindah warna pagi atau sunset tepian pantai, dalam nafasnya yang kadang tersengal, ia mencoba mengukir asa di bilangan jakarta, manjadi debu digurun sahara, berharap dapat terbang bersama angin, tuk hinggap di mahkota sang raja, dan iapun berkilau karenanya.......

Likes
___________________

Saya membenci kemunafikan, bagiku kejujuran yang pahit jauh lebih baik daripada nyanyian merdu yang berisi puja dan puji namun dusta....

Sahabat
___________________

Bho-Bho
Vitrie
Bho-bo

Links
___________________

kantor gue



Buku Tamu
___________________

by wdcreezz.com

Name

Email/URL

Message

Jakarta Saat Ini
___________________

Goresan Lalu
___________________

September 1995
January 1996
June 1996
September 1997
May 1998
May 2001
November 2001
February 2002
March 2002
February 2003
March 2004
June 2004
July 2004
September 2004
November 2004
December 2004
September 2005
November 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
June 2006
July 2006




Get awesome blog templates like this one from BlogSkins.comGet awesome blog templates like this one from BlogSkins.comGet awesome blog templates like this one from BlogSkins.com